Wednesday, June 2, 2010

Mengingat Mati 1

Abu Hurairah r.a. berkata, "Suatu ketika, kami bersama Rasulullah saw. mengikuti jenazah. Setibanya di tanah kuburan, Rasulullah saw. duduk di dekat sebuah kubur, lalu bersabda, "Tidak berlalu satu haripun di dalam kubur, kecuali kubur akan mengumumkan dengan fasih dan jelas, "Wahai anak Adam! Mengapa kamu melupakan aku! Padahal aku adalah tempat kesunyian. Aku adalah rumah pengasingan. Aku adalah tempat yang penuh dengan ulat dan cacing. Aku adalah tempat yang sangat sempit, kecuali bagi orang yang dikehendaki oleh Allah Swt., maka aku menjadi luas." Setelah itu, Rasulullah saw. bersabda, "Kubur merupakan sebuah taman dari taman-taman surga, atau sebuah lembah dari lembah-lembah neraka."

Sahl r.a. berkata, "Seorang sahabat meninggal dunia. Semua orang memujinya sebagai orang yang banyak beribadah. Rasulullah saw. mendengarkannya sambil terdiam. Ketika semua diam, maka Rasulullah saw. bertanya, "Pernahkah orang itu mengingat mati?"

Para sahabat r.hum menjawab, "Ia tidak pernah berbicara mengenai mati."

Beliau saw. bertanya, "Adakah ia melawan nafsu sendiri (misalnya, ia tidak makan sesuatu yang ia inginkan)?"

Mereka menjawab, "Tidak pernah."

Sabda Nabi saw., "Sahabatmu ini tidak akan mencapai derajat setinggi derajat kalian, jika kalian mengamalkan dua masalah tersebut. (yakni banyak mengingat mati dan menahan nafsu)."

Barra r.a. berkata, "Kami bersama Rasulullah saw. menyertai upacara pengebumian jenazah. Setibanya disana, Rasulullah saw. duduk di dekat sebuah kuburan, lalu menangis agak lama, sehingga bumipun telah dibasahi air mata beliau yang penuh berkah. Rasulullah saw. bersabda, ‘Saudara-saudaraku! Buatlah persiapan untuk hal ini (kubur)!" (at Targhib)

Syaqiq bin Ibrahim rah.a. berkata, "Ada empat hal, dimana manusia mengaku sama, tapi pengakuan mereka belawanan dengan perbuatannya 1) Mereka berkata bahwa mereka adalah hamba Allah, tapi perbuatan mereka seperti orang-orang yang bebas; 2) Mereka berkata menjadi tanggung jawab Allah Swt. untuk menyampaikan rezeki kepada mereka tapi hati mereka tidak tenang (dengan tanggung jawab/jaminan-Nya) ketika suatu benda dunia tidak ada pada mereka; 3) Mereka berkata bahwa akhirat itu lebih baik daripada dunia, tetapi mereka senantiasa sibuk memikirkan dan mengumpulkan harta dunia (tanpa memikirkan akhirat); 4) Mereka berkata bahwa mati adalah pasti dan tidak dapat diragukan lagi kedatangannya, tetapi amal mereka seperti orang yang tidak akan mati.

Abu Hamid Lafaf rah.a. berkata, "Barangsiapa banyak mengingat mati, maka ia akan mendapatkan tiga jenis kemuliaan: 1) taufik untuk cepat bertaubat ; 2) sifat Qana’ah (merasa puas dengan apa yang ada) dari segi harta; 3) ketenangan dan kelezatan dalam ibadah. Dan barangsiapa melalaikan maut, maka ia akan ditimpa tiga jenis musibah: 1) lalai untuk bertaubat; 2) tidak berpuas hati dengan pendapatannya (pendapatannya selalu dianggap tidak mencukupi, walau bertambah banyak); 3) malas beribadah."

http://hanafishahdan.blogsome.com/2007/04/16/mengingat-mati-1/

No comments:

Post a Comment