Tuesday, June 8, 2010
Keseimbangan Jumlah Kata didalam Al Qur’an
Allah swt berfirman dalam surat al Baqarah, ayat 23: “ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Alqur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah paling tidak satu surat (saja) yang semisal Alqur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”.
Dan pada ayat berikutnya Allah swt berfirman:” Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) – dan pasti kamu tidak akan dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir”.
Pada dasarnya bahasa Qur`an sedemikian fasih dan indah sehingga setiap orang yang walaupun sedikit memahami bahasa Arab, dengan membaca ataupun mendengar lantunan ayat, dengan sendirinya akan memahami bahwa tidak ada satu orator pun yang dapat berbicara dengan bahasa yang sedemikian rupa fasihnya. Bahasa dan ucapan fasih tersebut tidak mungkin berasal dari manusia. Mukjizat Alquran tidak terbatas pada pengetahuan-pengetahuan mendalam berupa ilmu logika, sosial, keindahan serta kefasihan bahasa dan ilmu tentang rahasia alam gaib yang sangat menakjubkan. Setiap hari terungkap bidang-bidang baru dari keajaiban-keajaiban Alqur’an. Sebagai contoh hingga kini terdapat beberapa hal tentang mukjizat angka dalam Alqur’an yang di jelaskan melalui penelitian secara seksama.
Abdul Razaq Nawfal, dalam Al I’jaz Al Qur’an Al karim yang terdiri dari 3 jilid, mengemukakan banyak contoh tentang keseimbangan tersebut, yang dapat kita simpulkan secera singkat dari karya tulisan karya M.Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, sebagai berikut :
1. Kesimbangan antara jumlah Bilangan Kata dengan Bilangan Antonimnya. Contoh :
1. Al Hayah (hidup) dan Al Mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali
2. An Naf (manfaat) dan Al Madharrah (mudarat) masing-masing 50 kali
3. Al Har (panas) dan al Bard (dingin), masing-masing 4 kali
4. A Shalihat (kebajikan) dan Al Sayyi’at (keburukan), masing-masing 167 kali
5. Al Thuma’ninah (kelapangan/ ketenangan) dan Al Dhiq (kesempitan/ kekesalan), masing-masing 13 kali
6. Ar Rahbah (cemas/takut) dan Al Raghbah (hapap/ingin), masing-masing 8 kali
7. Al Kufr (kekufuran) dan Al Iman, masing-masing 17 kali
8. Al Shayf (musim panas) dan Al Syita’ (musim dingin), masing masing 1 kali
2. Kesimbangan Jumlah Kata dengan dengan Sinonimnya/ makna yang Dikandungnya. Contoh :
1. Al Harf dan Al Zira’ah (membajak/ bertani), masing-masing 14 kali
2. Al ‘Ushb dan Al Dhurur ( membanggakan diri/ angkuh) masing-masing 27 kali
3. Al Dhallun dan Al Mawta (orang sesat/mati (jiwanya), masing-masing 17 kali
4. Al Islam dan Al Wahyu (Al Qur’an, wahyu, dan Islam), masing-masing 70 kali.
5. Al ‘Aql dan An Nur (akal dan cahaya) masing-masing 49 kali
6. Al Jahr dan Al’Alamiyah (nyata), masing-masing 16 kali
3. Keseimbangan antara Jumlah Bilangan Kata dengan Jumlah Kata yang Menunjuk pada Akibatnya. Contoh :
1. Al Infaq (Infaq) dengan Ar Ridha (kerelaan), masing-masing 73 kali
2. Al Bukhl (kekikiran) dengan Al Hasarah (penyesalan), masing-masing 12 kali
3. Al Zakah (zakat/penyucian) dengan Al Barakat (kebajikan yan banyak), masing-masing 32 kali
4. Al Fahisyah (kekejian) dengan Al Ghadb (murka), masing-masing 26 kali
4. Keseimbangan antara Jumlah Bilangan kata dengan Kata Penyebabnya. Contoh :
1. Al Israf (pemborosan) dengan Al Sur’ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali
2. Al Maw-izhah (nasihat/petuah) Al Lisan (lidah), masing-masing 25 kali
3. Al Asra (tawanan) dengan Al Harb (perang), masing-masing 6 kali
4. Al Salam (kedamaian) dengan Al Thayyibat (kebajikan), masing-masing 60 kali
5. Disamping Keseimbangan-keseimbangan Tersebut, Ditemukan juga Keseimbangan Khusus. Contoh :
1. Kata Yaum (hari) dalam bentuk tunggal, masing-masing sejumlah 365 kali. Sama dengan jumlah hari dalam satu tahun.
2. Sedangkan kata hari yang menunjukkan kata plural (Ayyam) dan dua (Yaw-mayni) jumlah keseluruhannya 30, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Di sisi lain kata yang berarti bulan (Syahr) hanya terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun
3. Al Qur’an menjelasakan bahwa langit ada 7, penjelasan ini diulanginya dalam 7 kali pula
4. Kata-kata yan menunjukkan kepada utusan Tuhan baik Rasul atau Nabiyy (nabi) atau Basyir (pembawa berita), atau Nadzir (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali
Bismillahirahmannirrahim adalah pangakalan umat muslim bertolak. Kalimat ini mempunyai 19 huruf (dalam bahasa arab). Angka 19 mempunyai rahasia yang berkaitan dengan Al Qur’an, termasuk dengan Bismillah itu sendiri. Dalam Al-Qur’an, kata ism, Allh, Ar Rahman, san Ar Rahim, mempunyai jumlah yang dapat dibagi habis dengan angka 19 itu. Ism 19 kali, Allah 2.698 kali (2.698 : 19 = 142),
Ar Rahman 57 kali (57 : 19 = 3) dan Ar Rahim 114 kali (114 : 19 = 6)
http://answering.wordpress.com
Michael Wolf, Hidayah Turun Usai Melihat Muslim Shalat di Pesawat
Stasiun televisi terkemuka CNN mewawancarai seseorang bernama Michael Wolfe tak lama setelah terjadi insiden saat pelaksanaan lontar jumrah, beberapa tahun lalu. Meski memiliki nama Barat, namun nyatanya Wolfe mampu memberikan penjelasan secara gamblang dan panjang lebar terkait ibadah haji, maupun peristiwa yang pernah terjadi sebelumnya.
Wolfe juga memaparkan dengan rinci segala hal menyangkut penyelenggaraan ibadah haji, mulai dari rukun haji, tata cara, hingga makna pada setiap ibadah yang dilakukan. Tapi, siapakah Michael Wolfe? Sejatinya, Wolfe adalah penulis buku berjudul One Thousand Roads to Mecca : Ten Centuries of Travelers Writing About the Muslim Pilgrimage . Selain itu, dia pernah membuat film dokumenter tentang ibadah haji untuk stasiun televisi yang sama.
Jadi, bila ditilik dari curriculum vitae-nya ini, tak salah jika stasiun televisi tersebut memilih Wolfe sebagai nara sumbernya. Dia juga dikenal sebagai produser, penulis, serta cendekiawan. Selain menghasilkan karya buku dan film, dia kerap memberikan kuliah umum mengenai agama Islam di sejumlah universitas kondang di AS.
Kiprah pria kelahiran 3 April 1945 itu dalam agama Islam merupakan wujud komitmennya sebagai seorang Muslim, setelah ia mengikrarkan dirinya sebagai pemeluk Islam (mualaf). Michael Wolfe menjadi Muslim pada tahun 80-an, dan sejak itu dia berkhidmat bagi kemajuan agama Islam dan umat Muslim di seluruh dunia.
Bermula pada akhir tahun 70, Wolfe yang kala itu sudah menjadi seorang penulis, ingin mencari pencerahan dalam hidupnya. Dia berupaya melembutkan perasaan sinisnya dalam melihat kondisi lingkungan di sekelilingnya.
Terlahir dalam keluarga yang mempunyai dua pegangan agama, ayahnya adalah keturunan Yahudi, sementara sang ibunda penganut Kristen. Situasi tersebut menyebabkan Wolfe agak tertekan apabila harus membicarakan isu agama dan kebebasan.
Hingga kemudian dia menemukan satu momen berkesan. Suatu ketika dia menempuh perjalanan menuju Brussels, Belgia. Begitu selesai makan malam, Wolfe pergi ke toilet. Pada waktu bersamaan, sejumlah penumpang pesawat yang beragama Islam melaksanakan shalat di bangku masing-masing karena sudah masuk waktu shalat Isya.
Wolfe yang keluar dari toilet, terkesima melihat peristiwa itu. Dirinya terus mencermati ibadah yang dilakukan umat Muslim. Dia lantas menyadari, di manapun dan kapan pun, orang-orang Islam yang beriman tidak akan pernah melalaikan kewajiban ibadahnya kepada Tuhan.
“Saya hanya berdiri dan mencermati, Saya melihat sebagian mereka memegang sebuah buku sebesar telapak tangan yang kemudian meletakkannya di dada sambil memuji Tuhannya,” ungkap Wolfe. Kejadian ini membawa Wolfe ingin lebih mengenal Islam. Dia ingin menemukan agama yang tidak hanya sebatas ritual atau pemujaan, serta tidak ada keraguan di dalamnya. Wolfe lantas memutuskan mengembara ke Afrika Utara, dan menetap di kawasan tersebut selama lebih kurang tiga tahun.
Di sana, dia berinteraksi dengan lingkungan yang sama sekali berbeda. Wolfe bertemu dengan banyak etnis, suku dan agama, termasuk dengan kalangan keturunan Arab dan Afrika yang beragama Islam. Itulah untuk kali pertama perkenalannya yang benar-benar intens dengan Islam. Dan segera saja, dia merasakan suasana yang lebih akrab, santun dan tenggang rasa. Umat Muslim menerimanya dengan tangan terbuka.
Dari pengamatannya, seperti dikutip dari laman Islamfortoday , umat Islam tidak pernah membedakan seseorang berdasarkan etnis ataupun warna kulit. Siapa pun dipandang sama serta setara, baik miskin, kaya, tua, muda, dan sebagainya. Islam hanya membedakan orang per orang berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Hal ini jelas sangat kontras dengan kehidupannya dulu. Misalnya, dalam pergaulan antarsesama, justru kerap timbul diskriminasi karena perbedaan warna kulit, etnis atau keyakinan. “Ini terjadi setiap hari di masyarakat padahal mereka mengaku punya keyakinan agama. Sungguh memprihatinkan,” paparnya.
Dia pun menemukan kedamaian dalam Islam. Dalam hati, dia membenarkan pernyataan tokoh Muslim AS, Malcolm X, yang berkata bahwa orang Amerika perlu memahami Islam karena Islam adalah satu-satunya agama yang mengajarkan saling menghormati dan menghargai antarmanusia secara tulus. Penulis artikel berjudul Islam: The Next American Religion? ini pun berpendapat, Islam merupakan agama yang sesuai bagi kondisi Amerika. Ada beberapa alasan, antara lain, Islam memiliki semangat demokrasi, egaliter, serta toleran terhadap keyakinan lain.
Wolfe tercatat dua kali mengadakan perjalanan ke Maroko, yakni pada tahun 1981 dan 1985. Pada akhirnya dia berkesimpulan bahwa Afrika Utara merupakan wilayah yang bisa menghadirkan keseimbangan baru dalam hidupnya. Hatinya tertambat di Afrika Utara. Dan tak hanya tertambat pada Afrika Utara, hatinya mulai terkesima dan takjub dengan Islam. Semakin banyak mendalami Islam, semakin kuat keyakinan dalam dirinya. Michael Wolfe akhirnya memutuskan menjadi Muslim.
Keputusannya ini disayangkan oleh rekan-rekannya yang terdiri dari kalangan akademisi Barat. Sebagian mereka masih mengaitkan Islam dengan masyarakat yang terbelakang dan agama kekerasan. Mereka pun meminta Wolfe untuk mengurungkan keputusan tersebut.
Akan tetapi, Wolfe yang kemudian berganti nama menjadi Michael Abdul Majeed Wolfe, tidak goyah. Wolfe menilai rekan-rekannya keliru menilai Islam. Islam, dari pengamatannya, selama ini banyak disalahartikan dan diputarbalikkan dari kenyataan yang sebenarnya. “Pendeknya, Islam adalah agama damai,” tegas Wolfe.
Dirinya kian mantap memeluk Islam, dengan segala konsekuensinya, karena dia melihat kebaikan dan keutamaan dalam agama ini. Menurutnya, agama Islam justru menekankan pada persaudaraan dan cinta kasih, baik kepada sesama manusia juga alam semesta.
Lebih jauh, tokoh ini melihat, dalam beberapa tahun ke depan, Islam akan menjadi agama dengan perkembangan paling pesat di Eropa dan Amerika. Dari tahun ke tahun, jumlah pemeluk Islam mengalami pertumbuhan, termasuk mereka yang menjadi mualaf, dan antara lain dipicu oleh semakin banyaknya orang yang memahami esensi sejati ajaran Islam tadi.
Wolfe semakin antusias mengikuti ibadah dan kegiatan keislaman. Dia membaca banyak buku tentang Islam dan melibatkan diri dengan aktivitas Masjid di dekat kediamannya di California. “Setiap tahun umat Islam berpuasa sebulan penuh dan diikuti dengan pelaksanaan haji kira-kira selama 40 hari. Itulah kemuliaan agama Islam,” katanya.
Dijelaskan, Islam berasaskan pada lima rukun utama. Salah satunya adalah haji. Wolfe percaya, bila telah mampu secara materi dan fisik, seseorang wajib hukumnya melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci, sekurang-kurang sekali seumur hidup.
Usai menunaikan ibadah haji sekitar awal tahun 1990, Wolfe memberikan sumbangan terbaiknya berupa buku berjudul Mecca: The Hadj yang diterbitkan pada 1993, dan One Thousand Roads to Mecca (1997). “Sekarang saya berharap dapat mendalami keyakinan agama yang sudah tersemai sejak sekian lama,” ujar Wolfe.
Melanjutkan kegiatan menulisnya, lulusan sarjana muda Seni Klasik di Universitas Wesleyan ini mendirikan penerbitan Tombouctou Books di Bolinas, California. Salah satu prestasinya yakni saat mengedit koleksi esai para penulis Muslim Amerika dalam buku bertajuk Taking Back Islam: American Muslims Reclaim Their Faith . Buku ini memenangi Anugerah Wilbur pada 2003 dalam kategori buku agama terbaik.
Wolfe juga pernah menjadi pembawa acara sebuah program film pendek tentang perjalanan haji ke Makkah untuk acara Ted Koppel’s Nightline di stasiun televise ABC. Program tersebut juga berhasil meraih penghargaan media dari Muslim Public Affair Council.
Berdakwah Lewat Media Film
Kecintaan Michael Wolfe tak perlu diragukan lagi. Hari-harinya senantiasa diisi dengan berbagai kegiatan keislaman. Di sela-sela kesibukannya menulis, yang ia jadikan sebagai media dakwah, Wolfe melebarkan syair Islam pada masyarakat luas, terutama non-Muslim melalui media lain. Pada Februari 2003, dia bekerjasama dengan wartawan televisi CNN, Zain Verjee, untuk membuat program film dokumenter tentang ibadah haji.
Pada tahun 1999, bersama dengan rekan sesama sineas, Alex Kronemer, Wolfe mendirikan sebuah yayasan pendidikan media yang diberi nama Unity Productions Foundation (UPF). Kolaborasi Wolfe dan Alex dalam UPF kemudian menghasilkan karya film dokumenter televisi mengenai kisah hidup Nabi Muhammad SAW berjudul Muhammad: Legacy of a Prophet .
Terkait film tersebut, Wolfe mengungkapkan mereka ingin menyasar dua audiens sekaligus. Pertama, kalangan terpelajar serta masyarakat awam Barat. Sebagian besar mereka belum banyak mengetahui tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW yang sesungguhnya, sehingga kerap memberikan persepsi negatif. Sedangkan kedua, masyarakat Muslim sendiri agar mereka lebih mengenal sosok Nabi SAW yang mulia.
Film ini mengambil lokasi di tiga negara, Arab Saudi, Yordania dan Amerika Serikat. Sejumlah tokoh agama, sejarawan dan cendekiawan semisal Syekh Hamza Yusuf, Karen Armstrong, Cherif Basiouni, Sayyid Hossen Nasr, serta banyak lagi, yang tercatat menjadi narasumbernya. Untuk menambah keakuratan, bersama dengan Kronemer, Wolfe mempelajari sirah (sejarah) serta buku-buku tentang hadis Rasulullah SAW.[Republika]
http://answering.wordpress.com
Friday, June 4, 2010
Asal Mula Munculnya Yahudi
Yahudi pertama kali muncul pada masa middle kingdom di Mesir, tahun 2000 SM. Mereka hidup dengan mengembara, kemudian sampai di Kan’an (zaman Nabi Ibrahim). Mereka berkembang seiring munculnya peradaban-peradaban besar seperti Babilonia, Asyiria, Phoenicia. Sekitar tahun 1200 SM Nabi Musa membawa mereka ke Palestina setelah sebelumnya diperbudak oleh Fir’aun di Mesir.
Pada tahun 1200 SM- 900 SM, mereka mengalami periode independen, mereka punya pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh raja mereka yang terkenal David (Nabi Dawud) kemudian dilanjutkan oleh Solomon (Nabi Sulaiman). Setelah itu palestina pecah menjadi dua: Yehuda (Judah) dan Israel.
Sekitar tahun 800 SM-500 SM bani israel berada dalam dominasi Asyiria dan Babilonia. Nebukadnezar menyerang Jerussalem dan mengakhiri riwayat kerajaan Judah. Bangsa Yahudi diusir ke Babilonia. Persia dipimpin kaisar Cyrus menaklukkan Babilonia dan mendominasi bani Israel dari tahun 500 SM-300 SM. Mereka kembali ke Palestina dipimpin oleh Ezra. Kemudian Alexander dari Macedonia (bangsa Yunani) mengalahkan Persia di Granicus serta menguasai Timur Tengah termasuk Palestina.
Dibawah kekuasaan Yunani, awalnya Palestina dipegang oleh dinasti Ptolemy (323 SM-198 SM) yang dipimpin oleh pendeta Tinggi. Kemudian Palestina direbut oleh dinasti Seleucid. Polis-polis di Yunani mulai ribut satu sama lain . Akhirnya Romawi datang mengalahkan Hannibal dan menjadi tuan di tanah Yunani melalui perang Makedonia III. Pada tahun 63 SM, Romawi berhasil menguasai Palestina. Pada masa inilah nabi Isa lahir.
Pada awal periode setelah masehi, Jerussalem dihancurkan oleh Romawi karena pemberontakan bangsa Yahudi. Kemudian mereka menyebar dan menjadi warga negara Romawi. pada tahun 100 M-200 M, bangsa Yahudi memberontak lagi, tapi berhasil dipadamkan.
Tahun 400-600 M, raja Barbar menjarah Roma habis-habisan dan merampas tahtanya dan mulailah zaman Feodal di Eropa. Pada saat ini kepausan (papacy) berdiri sebagai pusat kristen di dunia. Orang-orang Roma tersebar kemana-mana. Sebagian mereka tinggal di Eropa dan ada yang memilih tinggal di Arab, termasuk orang-orang Yahudi. Mereka menetap di Arab sampai Islam datang.
Orang-orang yahudi merasa terancam dengan munculnya agama baru. Maka mereka pun melakukan berbagai cara untuk menekan dan melawan agama baru tersebut bahkan dengan peperangan. Tetapi mereka tak pernah berhasil, kemudian mereka mengadakan perjanjian dengan orang Islam. Karena pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap perjanjian maka mereka pun diusir dari Madinah.
Kaum yahudi di eropa
Sedangkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Eropa, mereka dipaksa menjadi kristen di Spanyol. Mereka menguasai perdagangan di Eropa. Sekitar tahun 800-900 M, Charlemagne mengundang kaum Yahudi ke wilayahnya untuk mengorganisasikan perusahaan-perusahaan besar di Eropa... disinilah Yahudi menjadi vital keberadaannya bahkan menguasai Eropa. Maka muncullah freemasonry yang menguasai kelompok-kelompok dagang Masonic lodges. Mereka memiliki 32 tingkatan, mereka dikuasai oleh gerakan Illuminati (perlawanan rahasia kaum gereja). Ketika Willian sang penakluk menginvasi Inggris mereka datang ke Inggris, mengembangkan sistem ekonomi perbankan dan menguasai ekonomi Eropa. Ketika terjadi perang Salib, orang-orang yahudi diusir oleh orang-orang Kristen. Mereka pindah ke Polandia. Di Polandia muncul sentimen anti yahudi akibat gosip tentang pembunuhan ritual dan penodaan “roti suci”. Mereka di bantai dan kitab Talmud mereka dibakar.
Pada tahun 1400 M, Yahudi diusir dari Perancis karena motivasi ekonomi, mereka juga diusir dari Spanyol sejak pengambilalihan kekuasaan dari kaum muslimin oleh bangsa Spaniard. Kaum Yahudi kemudian diasingkan di Ghetto-Ghetto di Italia, Jerman,dan Eropa Tengah. Ada juga yang memilih tinggal di Rusia.
Pada tahun 1500-1700 M, Renaissance menyibak kegelapan Eropa. Orang Yahudi diperbolehkan tinggal di Perancis, Belanda , Jerman, Rusia, dan Inggris. Sejak kedatangan Yahudi, Belanda menjadi kekuatan perdagangan yang luar biasa. Amsterdam pun di juluki “New Jerussalem”.
Revolusi Perancis menjadi titik tolak sejarah berikutnya. Napoleon memimpin Perancis dan menguasai Eropa. Pada masa ini muncul sentimen anti Yahudi (anti semitisme.)
Yahudi di balik revolusi-revolusi di eropa
Setelah sekian lama disingkirkan karena ditakuti oleh bangsa Eropa, bangsa Yahudi tampil ke depan dengan ide-ide modern : Nasionalisme, Demokrasi, liberalisme, Kapitalisme , bahkan Komunisme. Mereka menumbangkan raja-raja Eropa dengan ide-ide Demokrasi. Liberalisme mewarnai Eropa dengan jebolnya penjara Bastille. Para bangsawan di potong lehernya dengan Goulloitine.
Di masa pergolakan revolusi Liberal-Reaksioner ini kaum Yahudi terlibat di kedua belah pihak. Kadang di pihak reaksioner, kadang menjadi penggerak revolusi. Di Italia misalnya, mereka mendukung gerakan Carbonari (1820) dan Young italy (1831) yang kemudian ditumpas dengan Holy Alliance. Hal ini terjadi pula di Amerika, jerman , dan Rusia. Keterlibatan Yahudi dalam gerakan revolusi membuat mereka di benci oleh para pendukung Czar Rusia dan jenderal-jenderal Rusia. Pogroms (penyembelihan) dikampanyekan terhadap orang-orang Yahudi oleh penguasa Eropa Timur dan Rusia. Di Inggris dan Perancis mereka diasingkan dan mengalami kekerasan rasial. Jerman, di bawah Nazi, orang-orang Yahudi disingkirkan karena dianggap menentang supremasi Ras Arya. Mereka dibantai di kamp-kamp konsentrasi. Keadaan ini memunculkan gerakan zionisme yang diawali dengan tulisan Theodore Hertzl. Perang dunia I mengawali semua rencana Yahudi. Calon pemimpin Israel (David Ben Gurion dan Yitzhak Ben Zvi) sudah mulai tinggal di kawasan Palestina yang saat itu masih dalam kekuasaan khalifah.
Israel berdiri
Kedatangan rombongan-rombongan yahudi ke palestina dibagi sama zionis dalam tahap-tahap yang di sebut aliyah :
Aliyah pertama tahun 1882-1903 sekitar 25.000 Yahudi.
Aliyah kedua tahun 1905-1914 sekitar 40.000. di sini mereka mulai membentuk pola interaksi komunitas, institusi manyarakat, dan basis ideologis bagi negara Yahudi. Mereka juga mendirikan Kibbutz (pemukiman batas kaum yahudi). Sementara itu zionis menawarkan sultan Abdul Hamid II untuk menjual Palestina kepada mereka dengan imbalan penghapusan hutang khalifah dan uang dalam jumlah besar. Tapi sungguh indah jawaban yang di ucapkan oleh khalifah “aku lebih memilih memisahkan dagingku dari tubuhku sendiri daripada memisahkan palestina dari tubuh kaum muslimin…”.
Aliyah ketiga ketika PD I. Inggris berhasil menguasai Palestina. Deklarasi Belfour (2 November 1917) mengundang lebih banyak Yahudi ke Palestina, yakni tahun 1919-1923 berjumlah 35.000 orang.
Aliyah keempat tahun 1924-1931 sekitar 82.000.
Aliyah kelima tahun 1932-1938, diprovokasi Holocaustnya Hitler, datang sekitar 217.000 Yahudi ke Palestina. Israel kemudian berpaling ke Amerika mencari dukungan untuk mendirikan negara israel. Israel diproklamirkan oleh Theodore Hertzl tanggal 14 mei 1948.
Catatan : Prof. Sergei Nilus dari Rusia pada tahun 1905, menemukan dokumen protocol of zion (diyakini sebagai awal dari zionisme sebelum di proklamirkan oleh Theodore Hertzl ). Protokol tersebut menyebutkan bahwa dunia bakal diatur oleh sebuah pemerintahan rahasia yang disimbolkan dengan ular . ular ini mulai menguasai dunia di mulai dari Eropa, setelah ia melingkupi dunia pada akhirnya ia akan kembali ke Jerussalem. Ini adalah prediksi kembalinya kepala ular ke Jerussalem.
Mengapa harus palestina ?
Beberapa klaim Yahudi atas palestina sehingga mereka menjatuhkan pilihan untuk menetap di Palestina :
Klaim religius : mereka mengatakan bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan buat mereka (the blessed land) setelah sekian lama berdiaspora ke seluruh penjuru dunia.
Klaim bahwa secara historis mereka adalah pemilik sah dari Palestina.
Palestina mempunyai beberapa keistimewaan, diantaranya adalah :
Tempat tinggalnya manusia pertama
Tempat di turunkannya semua agama samawi
Tempat dimana peradaban-peradaban kuno muncul
Jembatan aktifitas komersial
Tempat penyusupan ekspedisi militer di sepanjang era sejarah yang berbeda, di antaranya peradaban Babilonia, Asyiria, Al Hethyaan, Persia, Yunani, dan Romawi. Masing-masing pernah menduduki tanah Palestina.
Palestina jantung dunia Arab dan Islam.
http://www.cahayasiroh.com
Thursday, June 3, 2010
Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi
Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”
Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?
Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.
Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.
Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.
Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”
Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.”
Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.
Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.
Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.
Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.
Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),”
ungkapnya.
Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.
Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.
Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.
Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.
Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).
Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.
Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.
Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.
Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !” katanya.
Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.
Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.
Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!
Anda terperanjat?
Itulah kenyataannya.
Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?
Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.
Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.
Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.
Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.
Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.
Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.
Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu.
Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ .70cts !!!
“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia?
Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?”
http://warisancoetomocoid.wordpress.com
Malaikat Jibril
Malaikat Jibril adalah salah satu dari para malaikat yang cantik, besar, kuat dan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah SWT Ia ditugaskan sebagai penyampai wahyu kepada para rasul AS.
Imam Ahmad RAH dengan sanadnya dari Ibn Mas'ud RA Rasulullah SAW bersabda: "Aku melihat Jibril di Sidratul Muntaha, dia mempunyai 600 sayap".Setelah Allah SWT mencipta Jibril dengan bentuk yang cantik, Allah SWT mencipta pula baginya 600 sayap yang panjangnya antara timur dan barat. Dari sayapnya berjatuhan permata dan yakut yang berwarna warni. Di antara sayap-sayap itu, terdapat 2 sayap berwarna hijau seperti sayap burung merak.
Setelah Jibril memandang dirinya, ia berkata: "Wahai Tuhanku, adakah Engkau menciptakan makhluk yang lebih baik dari aku?". Allah SWT berfirman: "Tidak". Kemudian Jibril berdiri serta solat 2 rakaat kerana syukur pada Allah SWT, dan tiap-tiap rakaat lamanya 20,000 tahun.
Setelah Jibril selesai sholat, Allah SWT pun berfirman: "Wahai Jibril, kamu telah menyembah Aku dengan ibadah yang bersungguh-sungguh, dan tidak seorangpun yang menyembah Aku seperti kamu. Akan tetapi, di akhir zaman nanti akan ada seorang nabi yang mulia yang paling aku cintai, namanya Muhammad. Dia mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa. Sekiranya mereka mengerjakan solat 2 rakaat yang hanya sebentar saja, mereka dalam keadaan lupa dan serba kurang. Fikiran mereka melayang dan bermacam-macam dan dosa merekapun besar juga. Maka demi kemuliaanKu dan ketinggianKu, sesungguhnya solat mereka itu lebih Aku sukai dari solat kamu karena mereka mengerja solat atas perintahKu sedangkan kamu mengerjakan solat bukan atas perintahKu."
Kemudian Jibril berkata: "Ya Tuhanku, apakah yang engkau hadiahkan pada mereka sebagai imbalan ibadah mereka?" Lalu Allah SWT berfirman: "Ya Jibril, akan Aku berikan syurga Ma'waa sebagai tempat tinggal"
Malaikat Jibril mampu terbang melesat sangat cepat. Seperti kalau ada orang bertanya sesuatu kemusykilan agama kepada Rasulullah SAW, belum selesai pertanyaan itu, malaikat Jibril telah sampai dengan jawaban berupa wahyu dari Allah SWT, padahal jarak antara setiap lapisan langit adalah sejauh 500 tahun perjalanan.Di sebelah kanan sayap malaikat Jibrail terdapat gambar syurga beserta dengan isinya saperti bidadari, istana, pelayan dan sebagainya. Di sebelah kiri sayapnya terdapat gambar neraka dan segala isinya seperti ular, kala jengking, neraka yang bertingkat-tingkat, penjangnya yang terdiri dari malaikat yang garang yaitu malaikat Zabaniah dan sebagainya.
Apabila sampai ajal seseorang yang beriman maka malaikat Jibril akan menebarkan sayapnya yang sebelah kanan sehingga orang sedang sakaratul maut itu dapat melihat kedudukannya di dalam syurga.
Apabila sampai ajal seseorang yang seorang yang munafik maka malaikat Jibril akan menebarkan sayapnya yang sebelah kiri, maka orang yang sedang sekarat itu akan melihat kedudukannya di dalam neraka.
Ketika Allah SWT memerintahkan malaikat Jibril turun untuk memusnahkan kaum nabi Luth AS, dikatakan malaikat Jibril mampu mengangkat semua 7 kota yang didiami oleh 400,000 orang, hewan, rumah serta bangunan dan kesemuanya hanya dengan menggunakan hujung satu sayapnya saja, lalu diangkat hingga ke permukaan langit, sehingga para malaikat yang berada di langit dapat mendengar bunyi kokokan ayam dan lolongan anjing yang turut berada dalam kota-kota tersebut. Kemudian malaikat Jibril membalikkan kota-kota tersebut hingga bagian atasnya terlungkup ke bawah.
Sabda Rasulullah SAW: "Jibril sentiasa mengharap hendak menjadi manusia karena tujuh perkara :-
1.Sembahyang lima waktu secara berjemaah
2.Duduk bersama para ulamak
3.Menziariahi orang sakit
4.Menghantar jenazah
5.Memberi air minum
6.Mendamaikan di antara 2 orang yang bermusuh-musuhan
7.Memuliakan fakir miskin dan anak-anak yatim
maka bersungguh-sungguhlah kamu dalam perkara tersebut"
Wallahu'alam.
Malaikat Mikail
Malaikat Mikail a.s. adalah salah satu di antara pembesar malaikat yang empat. Ia dicipta oleh Allah s.w.t. setelah malaikat Israfil a.s. dengan selisih kira-kira lima ratus tahun. Dari kepala malaikat Mikail a.s. hingga kedua telapak kakinya berbulu za'faron. Jika seluruh air di lautan dan sungai di muka bumi ini disiramkan di atas kepalanya, nescaya tidak setitikpun akan jatuh melimpah. Di atas setiap bulu-bulunya, terdapat sebanyak satu juta muka.
Setiap muka malaikat Mikail a.s. ini pula mempunyai satu juta mulut dan setiap mulut mempunyai satu juta lidah manakala setiap lidah-lidahnya boleh berbicara satu juta bahasa atau lisan. Setiap satu juta lisan tersebut adalah membaca istighfar pada Allah s.w.t. bagi orang-orang mukmin yang berdosa.
Setiap satu juta muka atau wajahnya mempunyai satu juta mata. Tiap-tiap matanya sentiasa menangis kerana memohon rahmat bagi orang-orang mukmin yang berdosa. Tiap-tiap matanya yang menangis itu mengeluarkan tujuh ribu titisan air mata dan setiap titisan air mata itu Allah s.w.t. ciptakan satu malaikat Karubiyyuun yang serupa dengan kejadian malaikat Mikail a.s. Setiap malaikat-malaikat ini ditugaskan untuk bertasbih pada Allah s.w.t. sehingga hari kiamat.
Di samping bertasbih, para-malaikat Karubiyyuun ini juga berperanan sebagai pembantu bagi malaikat Mikail a.s. dalam menjalankan tugas menyelia angin, membahagikan rezeki pada manusia, tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan dan lain-lain di muka bumi ini. Dikatakan setiap satu makhluk yang memerlukan rezeki untuk hidup di dunia ini akan diberi rezekinya oleh satu malaikat Karubiyyuun
Imam Ahmad rah. dengan sanadnya, dari Anas bin Malik r.a., ketika Rasulullah s.a.w. Mikraj ke langit baginda bertanya pada malaikat Jibril a.s.:"Mengapa aku tidak pernah nampak malaikat Mikail tertawa?" Malaikat Jibrail a.s. menjawab: "Malaikat Mikail tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan"
Malaikat Israfil
Malaikat Israfil adalah salah satu di antara empat malaikat yang paling mulia dan bersaiz besar di sisi Allah SWT Ia ditugaskan untuk meniup sebanyak tiga kali tiupan sangkakala pada hari kiamat. Seperti malaikat-malaikat yang lain ia diperbuat dari Nur. Ia berbulu dari kepala hingga kedua telapak kakinya dan mempunyai banyak mulut dan lidah. Jika seluruh air di lautan dan sungai di dunia disiramkan di atas kepalanya, nescaya tidak setitik pun akan jatuh melimpah.
Jumlah sayap malaikat Israfil itu ada empat. Sayapnya yang pertama panjangnya sampai ke barat, sayapnya yang kedua sampai ke timur, yang ketiga boleh menutupi seluruh badannya dan yang keempat menutupi kepalanya. Ia mempunyai seribu tentara malaikat yang serupa dengan kejadiannya.
At-Tabrani meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA:"Sewaktu Rasulullah SAW bersama-sama dengan malaikat Jibril tiba-tiba ufuk langit terpecah, maka menghadaplah satu lembaga malaikat tertunduk dan condong ke bumi. Berkata malaikat itu: "Hai Muhammad, sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu agar memilih antara menjadi nabinya hamba atau jadi rajanya nabi". Adapun "rajanya nabi" mengerjakan apa yang diwajibkan oleh Allah SWT kepadanya dan tidak melakukan apa yang diharamkan oleh Allah SWT kepadanya. Ia menjalankan pemerintahan atau kerajaannya dan membelanjakan harta negara terhadap hal-hal yang dicintai dan diredhai oleh Allah SWT. Mereka menghindari dari sesuatu yang menimbulkan dosa. Nabi yang menjadi raja adalah seperti nabi Sulaiman AS, nabi Daud AS dan lain-lain. Adapun "nabinya hamba" tidak memberikan sesuatu kepada seseorang kecuali dengan perintah Allah SWT. Ia tidak memberikan kepada sesiapa yang dikehendakinya dan tidak menghalangi kepada sesiapa yang mengkehendakinya, dia hanya memberi dan menghalangi atas perintah Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: "Jibril memberi isyarat kepadaku dengan tangannya agar merendah. Maka tahulah aku bahwa itu nasihat untukku, maka aku berkata, "hambanya nabi". Kemudian malaikat itu naik ke langit maka aku berkata, hai Jibril, aku sungguh ingin bertanya hal ini kepadamu, tapi aku melihat halmu menyusahkan aku untuk mengemukakan pertanyaan itu. Siapakah itu wahai Jibril? Jibril menjawab, Itulah dia malaikat Israfil Allah menciptakannya pada hari kejadiannya di hadapannya dengan dua kakinya lurus bersaf, tidak pernah mengangkat hujungnya."Ia tertutup di dalam beberapa lapisan dinding. Disebutkan bahawa jarak di antara malaikat Israfil dengan Arasy dilapisi dengan tujuh dinding yang mana satu dinding adalah sejauh lima ratus tahun perjalanan dan jarak malaikat Israfil dengan malaikat Jibrail kira kira tujuh puloh dinding.
Imam Ahmad RAH. meriwayatkan dari Abu Said RA, Rasulullah SAW ada menyebutkan tentang malaikat peniup sangkakala, dengan sabdanya: "Disebelah kirinya ada malaikat Jibril dan disebelah kanannya ada malaikat Mikail"Salah satu tiang Arasy berada di atas pundaknya. Menurut riwayat, Lauhil Mahfuzh itu bergantungan di bawah Arasy dan malaikat Israfil berada di hadapan Lauhil Mahfuzh tersebut.
Adapun apabila setiap keputusan Allah SWT tercatat di Lauhil Mahfuzh, maka terbukalah dinding-dinding yang menghalanginya dan malaikat Israfil pun melihatnya. Apabila ia adalah tugas malaikat Jibril, maka malaikat Israfil akan memerintahkan malaikat Jibril untuk melaksanakanya, begitu juga apabila untuk tugasan-tugasan malaikat Mikail dan malaikat Izrail, ia akan memerintah mereka untuk melaksanakannya.Malaikat Israfil sentiasa meletakkan terompet sangkakala di mulutnya. Disebutkan bahawa terompet malaikat Israfil itu bercabang empat. Satu cabang diarahkan ke barat, satu ke timur, satu ke bawah bumi dan satu diarah kan ke langit yang ke tujuh. Adapun lingkaran kepala terompet itu selebar langit dan bumi. Di dalamnya terdapat pintu-pintu sebanyak bilangan para arwah. Ada tujuh puluh rumah di dalamnya. Di antaranya rumah arwah para Nabi AS, arwah para manusia, para jin, syaitan, binatang, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain.
Abu Hurairah RA meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW pernah bersabda tentang terompet malaikat Israfil: "Terompet itu adalah sebuah tanduk raksaksa yang terdiri dari cahaya. Besar tiap lingkaran dalam tanduk itu selebar langit dan bumi. Terompet itu akan ditiup tiga kali. Tiupan pertama membuat makhluk takut, tiupan kedua membuat makhluk mati, tiupan ketiga untuk membangkitkan makhluk dari kubur".Warna malaikat Israfil adalah kuning tua, sedangkan sebab musabab wajahnya menjadi kuning adalah kerana getaran rasa takut kepada Allah SWT yang selalu meliputi malaikat Israfil
Sabda Rasulullah SAW: "Bagaimana manusia boleh merasa senang sedangkan malaikat peniup sangkakala telah bersiap sedia meniupnya dan menundukkan keningnya serta memasang telinganya siap menunggu perintah".Wallahu'alam.
KISAH NABI AYUB A.S.
Pada suatu hari, seluruh Malaikat berkumpul membicarakan makhluk Allah, mengenai ketaatan manusia dan maksiatnya, keburukan manusia dan kebaikannya. Akhirnya semua Malaikat itu memutuskan dengan sebulat suara bahawa Nabi Ayublah di kala itu manusia yang paling baik di atas dunia, yang paling banyak ibadatnya kepada Allah dan yang paling tinggi keimanan dalam dadanya. Dengan harta kekayaan yang banyak, anak keturunan yang banyak pula, dia tidak pernah sekali juga terlambat beribadat dan bersujud kepada Allah. Dia selalu memperhatikan dan menolong orang-orang yang melarat dan fakir miskin.
Mendengar keputusan Malaikat itu, Iblis ingin menjalankan siasat kotornya. Iblis tak sudi kalau ada manusia di muka bumi ini tebal imannya kepada Allah, sempurna ibadat dan syukurnya. Tiap-tiap orang beriman itu, akan dicobanya membelokkan dan menyesatkannya. Dengan berbagai cara dan akal yang busuk, dengan pujukan yang halus dan dengan senjatanya yang paling ampuh, ialah dengan berbohong.
Iblis lalu datang menghadap ke hadhrat Allah, lalu berkata: “Ya, Tuhan! HambaMu yang bernama Ayub itu bukanlah beribadat menyembah Engkau, bukan bersyukur memuji Engkau. Ibadat dan syukurnya itu hanya kerana hartanya yang banyak, keturunannya yang cukup. Dia menyembah Engkau itu hanya agar Engkau menambah harta dan keturunannya. Dia bersyukur kepada Engkau itu agar semua harta dan anak-anaknya itu tetap banyak, supaya kambing dan biri-birinya yang berjumlah ribuan itu tetap tidak berkurang, supaya unta dan lembunya yang berjumlah ratusan itu semakin Engkau tambah, supaya binatang perahan dan yang dikerjakan semakin gemuk-gemuk dan kuat-kuat, supaya anak lelaki dan perempuannya yang sudah banyak itu ditambah banyak lagi. Ayub hanya menyembah harta, bukan menyembah Engkau. Mensyukuri anak keturunannya, bukan mensyukuri Engkau.
Coba Engkau izinkan saya merampas harta kekayaan itu, tentu dia tidak akan menyembah Engkau lagi. Sebab itu cobalah izinkan saya, ya Tuhan, untuk melenyapkan semua harta kekayaan itu. Allah menjawab: “Ayub adalah hambaKu yang beriman penuh dengan keimanan yang suci ikhlas. Dia menyembahKu karena memang dia menginsafi akan keharusan menyembahKu ini. Ibadatnya suci dan pengaruh harta dunia, suci dari sifat-sifat loba dan tamak.”
Tetapi kerana Allah ingin menjadikan Nabi Ayub lebih suci dan bersih imannya, agar dapat menjadi contoh teladan tentang keimanan dan kesabaran bagi seluruh ummat manusia, si Iblis diberiNya izin untuk merampas semua harta kekayaan Ayub.
Allah lalu berfirman kepada Iblis: “Boleh kau coba, kumpulkanlah semua kakitangan dan kawan-kawanmu. Lakukanlah apa-apa yang kamu rencanakan itu. Perhatikanlah nanti bagaimana kesudahannya!”
Iblis lalu bersiap mengumpulkan semua kakitangannya, semua tentara dan pembantu-pembantunya dan dia berkata kepada mereka: “Tuhan sudah mengizinkan kita untuk merampas harta kepunyaan Ayub, agar Ayub menjadi orang melarat, agar dengan kehilangan hartanya itu, hilang pula keimanan dan ibadatnya."
Dalam waktu sebentar saja, hilang lenyaplah semua harta dan kekayaan Nabi Ayub itu. Tidak seekor pun kambing atau biri-birinya lagi yang tinggal, tidak seekor pula unta dan lembunya, kebun dan tanaman-tanamannya pun habis kesemuanya.
Dengan menyamar sebagai seorang tua yang berpengalaman dan penuh dengan kasihsayang, Iblis itu lalu datang kepada Ayub dan menggodanya; dia berkata: “Sekarang hartamu sudah musnah semuanya. Tuhan yang selalu engkau puji dan sembah itu, rupanya tidak menolongmu sedikit pun. Sia-sialah engkau beribadat dan menyembahNya.
Berbagai gunjingan antara sesama manusia, melihat nasib yang menimpa Nabi Ayub itu. Di antaranya ada yang berkata: “Itulah tanda bahawa Ayub tidak ikhlas dalam ibadatnya, tidak beres sembahyang dan zakat hartanya.” Ada pula yang berkata: “Ayublah manusia yang paling baik dan paling ikhlas ibadatnya. Kenapa Tuhan tidak memelihara hartanya? Kalau Tuhan memang Pengasih dan Penolong, maka Ayublah yang paling pantas dikasihi dan ditolong Tuhan.” Ada pula orang lainnya berkata: “Semua itu terjadi, kerana Tuhan akan menguji keimanan Nabi Ayub dan ingin memberi pelajaran yang nyata kepada manusia.”
Mendengar semua perkataan itu, Nabi Ayub tinggal tenang dan sabar. Tidak sedikitpun dia merasa sedih dan menyesal. Tidak sedikit juga menggoyangkan keimanan dan keikhlasannya dalam beribadat, malah sebaliknya, Nabi Ayub semakin kuat dan bersungguh-sungguh beribadat dan memuji Allah.
Terhadap orang ramai itu, Nabi Ayub berkata: “Semua itu, adalah kepunyaan Allah. Diberikan Allah kepadaku, kemudian diambil Allah kembali. Maka terpuji Allah yang telah memberi harta itu kepadaku dalam masa yang begitu lama dan Maha terpuji Tuhan yang telah mengambil kembali harta itu, karena memang milik-Nya. Segala Puji bagi Allah yang memberi dan mengambil.Maha terpuji Tuhan yang mendatangkan bahagia dan menurunkan siksa. Dia Tuhan satu Raja dan segala raja. DiberikanNya kekuasaan dan kekayaan bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia cabut kekuasaan dan kekayaan itu dan siapa saja yang Dia kehendaki.” Sehabis berkata begitu, Nabi Ayub kembali bersujud menyembah Allah dengan khusyuknya, lebih dari biasanya lagi.
Setelah melihat kejadian itu, Iblis merasa kecewa besar, gagal segala niat dan usahanya. Tetapi Iblis masih mempunyai akal dan daya-upaya lain.
Dia segera datang menghadap Allah pula dan berkata: “Ayub menerima nikmat dengan pujian dan menerima cubaan dengan sabar, itu adalah disebabkan kerana Ayub masih mempunyai anak yang banyak, kepada siapa dia dapat minta tolong dan dengan siapa dia dapat kaya kembali. Bila Engkau izinkan saya, ya Allah, untuk melenyapkan semua anak lelaki dan perempuannya, saya yakin bahawa Ayub akan nyata kekafiran dan keingkarannya terhadap Engkau.”Allah menjawab: “Boleh engkau lenyapkan semua anak-anaknya, tetapi akan engkau lihat sendiri, bahawa Ayub akan tetap imannya, takkan berkurang sedikit juga.”
Kembali Iblis mengumpulkan semua kakitangan dan pembantu-pembantunya. Semuanya bersiap memasuki istana anak-anak Ayub, lalu menewaskan mereka, serta menghancurkan mahligai-mahligai dan istana yang mereka diami. Lalu Iblis pergi mendapatkan Nabi Ayub dan berkata: “Seluruh anak dan mahligaimu sudah hancur luluh. Mereka ada yang mati kerana luka-lukanya dan ada pula kerana terbanting keras terhimpit barang-barang yang berat. Demikianlah Allah membalas engkau, hai Ayub, atas semua ibadah engkau kepada Allah itu.”
Dengan airmata bercucuran dan menangis tersedu-sedu, Ayub menjawab perkataan Iblis yang sedang berbentuk manusia yang berlagak teman itu: “Allah memberi, Allah mengambil, Allah menghidupkan dan Allah mematikan. Atas semua itu aku memuji akan Allah yang menjalankan hakNya itu.” Nabi Ayub lalu sujud menyembah dan bersyukur memuji Tuhannya.
Iblis kembali kecewa besar dan gagal lagi usahanya itu, tetapi Iblis tidak kekurangan daya-upayanya. Dia kembali mendapatkan Tuhan Allah dan berkata: “Dengan habisnya harta kekayaan dan anak-anaknya itu, Nabi Ayub masih tetap sabar, kerana ia yakin dengan badannya yang sehat dan kuat itu, dia masih dapat mengumpulkan harta dan beroleh anak kembali. Izinkanlah saya sekarang juga untuk melenyapkan kesehatan badan Nabi Ayub, serta mendatangkan berbagai-bagai penyakit kepada-nya. ‘Dengan hilangnya kesehatan badannya dan dengan adanya berbagai penyakit itu nanti akan terbuktilah kepadaMu, hai Tuhan, bahawa Ayub tidak ikhlas dalam ibadahnya kepada Engkau. Dengan hilangnya kesehatan dan datangnya penyakit itu, dia akan membelakangi Engkau, akan durhaka dan tidak memuji Engkau.”
Tuhan ingin menjadikan Nabi Ayub seorang hambaNya yang benar-benar teguh memegang tampuk keimanannya, hambaNya yang tabah dan sabar, hambaNya yang tetap syukur dan memuji Allah, untuk dijadikan contoh bagi semua manusia dalam keimanan dan kesabarannya, lebih-lebih bagi orang-orang yang kehilangan harta, kehilangan anak dan pula bagi orang-orang yang ditimpa berbagai-bagai penyakit yang berat-berat. Kepada Iblis, Allah mengizinkan untuk menjalankan tipu muslihatnya yang bagaimana juga hebatnya untuk menyesatkan keimanan Nabi Ayub yang teguh itu, karena Allah Maha Mengetahui bahawa Ayub benar-benar teguh imannya, kuat dan tabah menderita, walaupun penderitaan yang bagaimana juga hebatnya, sedikitpun dia tidak akan lupa memuji syukur dan menyembah Tuhannya.
Iblis kembali muncul, menyeludup ke dalam tubuh Ayub. Lalu meniupkan kepada Ayub semacam penyakit yang amat berbahaya, sehingga karenanya, Nabi Ayub jatuh terhampar di tempat pembaringannya. Makin hari semakin kurus badannya, dia tidak berdaya; habis segala kekuatan dan kegagahannya. Mukanya muram dan pucat, dengan mata yang cekung.
Semua penderitaannya ditanggungkannya dengan keimanan tak berkurang, malah semakin bertambah; bukan dengan keluh-kesah dan kesal, tetapi dengan tetap memuji-muji Allah.
Demikianlah penanggungan Nabi Ayub, bukan berhari-hari dan berbulan-bulan, tetapi bertahun-tahun lamanya, sehingga keadaan badan Nabi Ayub sungguh menyedihkan dan hampir-hampir tak sanggup hidup lagi tampaknya. Kerana sakitnya berjalan lama, mulailah berkurang jumlah teman dan kawannya, sehingga akhirnya tidak seorang juga yang datang menengok dan menolongnya, karena tidak ada yang diharapkan lagi daripadanya. Teman satu-satunya yang masih tinggal di sampingnya, yang selalu menolong dia menanggungkan sengsara hidupnya ini, ialah isterinya sendiri, bernama Rahmah.
Isteri yang setia itu dengan tak kenal penat, meladeni Ayub yang sedang sakit payah itu dengan segala kasihmesra dan susah-payahnya. Segala kesakitan yang diderita Ayub, seakan-akan dia sendiri ikut menderitanya pula. Nabi Ayub dihibur dan diladeninya.hal mana menunjukkan keimanan seorang isteri yang kuat dan teguh, yang tidak kalah pula dengan keimanan suaminya sendiri. Penderitaan Ayub dan isterinya (Rahmah), bukan hanya sampai di situ saja, penderitaan ini semakin melonjak lagi, lebih tinggi dan lebih hebat. Ayub dan isterinya bukan hanya kehilangan hartabenda, anak, kesehatan badannya, kehilangan semua kawan dan temannya, tetapi ditambah lagi dengan penghinaan dan ejekan dan orang-orang bekas kawan dan temannva sendiri.
Mereka bukan kasihan dan datang menolong, tetapi mereka keberatan bila Ayub dan isterinya tetap berada di rumahnya dan bertetangga dengan mereka. Mereka bukan hanya merasa jijik saja melihat Ayub, tetapi juga takut kalau-kalau penyakitnya yang hebat itu dapat menular kepada mereka. Dengan tidak menaruh perasaan sedikitpun, mereka mendatangi Rahmah dan berkata: “Hai Rahmah, kami takut kalau penyakitnya Ayub berpindah kepada anak-cucu kami, sebab itu keluarkanlah Ayub dan ketetanggaan kami dan kalau engkau tidak suka mengeluarkannya, maka kami akan mengeluarkannya dengan paksa!” Mendengar ucapan yang kasar dan menyayat perasaan itu, Rahmah melolong menangis dengan sekuat-kuat suaranya: “Aduh nasib, mengapa mereka mengusir kami dan kampung dan rumah kami sendiri?” Rahmah, isteri yang setia itu mengeluarkan segenap tenaga yang ada padanya, untuk memangku suaminya dan membawanya ke luar kampung dan tinggal di sebuah pondok yang sudah ditinggalkan orang. Di sanalah Nabi Ayub beserta isterinya menanggungkan derita lahir dan batin, dengan penuh kesabaran dan keimanan yang tidak pernah berkurangan.
Untuk penghidupannya, Rahmah terpaksa bekerja memotong-motong roti pada seorang pedagang roti. Setiap petang dia pulang mendapatkan suaminya, dengan membawa beberapa potong roti yang dihadiahkan orang kepadanya. Tetapi setelah orang ramai tahu, bahawa Rahmah itu adalah isteri Ayub, maka pedagang roti itupun tidak membenarkannya bekerja lagi sebagai tukang potong roti, kerana khuatir kalau-kalau penyakit Ayub itu menulari roti yang akan dijualnya.
Karena ketiadaan pekerjaan dan makanan, maka beberapa hari lamanya, baik Ayub mahupun isteninya tidak makan dan minum sedikitpun. Ya, penanggungan di balik penanggungan, penderitaan di balik penderitaan. Karena sudah tidak tahan menahan lapar dan dahaga, Rahmah minta izin kepada Ayub untuk pergi menjalankan ikhtiar mencari makanan dan minuman. Melihat itu, Ayub berteriak kepada isterinya: “Ya Rahmah, janganlah engkau pergi meninggalkan aku seorang diri, aku takut kalau engkau tidak kembali lagi !“ Rahmah menjawab: “Jangan khuatir, ya Saiyidi, selama hayat masih berada dalam tubuhku. Aku pergi hanya sebentar dan akan segera kembali lagi.” Maka pergilah Rahmah dan tidak lama kemudian dia pulang kembali dengan membawa sepotong roti dan air minum. Setelah Nabi Ayub melihat sepotong roti segar yang dibawa isterinya itu, Ayub mengira bahawa isterinya sudah menjual kehormatan dirinya untuk mendapatkan sepotong roti itu. Lalu Rahmah menceritakan kepada Ayub, bagaimana caranya ia mendapatkan roti itu: “Ya, Saiyidi, aku bukan menjual kehormatan diriku, aku berlindung diri kepada Allah dari segala perbuatan yang menodai diriku. Roti ini aku perolehi sebagai tukaran dengan rambutku yang panjang.” Lalu Rahmah membukakan kepalanya yang tertutup itu, yang semula tertutup oleh rambut yang panjang kini sudah menjadi gondol samasekali. Melihat kejadian itu, Ayub sangat sedih hatinya, lalu dia menangis, bukan menangisi nasibnya, tetapi menangisi rambut isterinya, karena diantara yang paling menarik hatinya terhadap isterinya, ialah karena rambutnya yang panjang itu menambah kecantikan isterinya yang amat cantik. Berkatalah Rahmah: “Janganlah engkau menangisi rambutku yang sudah hilang. Ketahuilah bahwa rambut itu akan tumbuh kembali dan mungkin akan lebih indah dari yang sudah hilang itu.” Demikianlah katanya menghibur suaminya. Mendengar jawapan isterinya itu, Ayub merasa puas dan senang hatinya. Dia kembali bersyukur, bertasbih, bertakbir memuji-muji Allah. Dia merasa puas dan senang atas segala penderitaan yang dialami dan ditanggungkannya dan seketika itu juga Nabi Ayub a.s. bermunajat (berbisik) dengan segenap jiwa raganya ke hadhrat Tuhan: “Ya Allah, Tuhanku, aku ridho kalau Engkau cabut daripadaku akan nikmat Mu yang bernama hartabenda, anak turunanku dan kesehatan badanku, bahkan aku ridho kalau Engkau cabut dariku akan segala darah dan dagingku, serta kalau perlu boleh cabut segala tulang-belulang dan semua anggota badanku. Hanya aku berharap agar jangan sampai Engkau mencabut dua perkara (nikmat) Mu, yaitu akal fikiran dan lidahku, karena aku memerlukan akal dan fikiran itu, guna mengingatMu dan aku memerlukan lidah itu, untuk dapat menyebut nama dan memujiMu.”
Ya, dengan cara begitu, Nabi Ayub a.s. sesaat pun tak pernah lupa kepada Allah. Tak pernah ketinggalan menyebut dan memuji-muji Allah. Setelah Iblis melihat bahawa Nabi Ayub dengan percobaan dan penderitaan-penderitaan yang sudah tiba di puncak ketinggian dan kehebatannya itu masih tetap sabar dengan keimanan yang tak goyang sedikitpun, maka Iblis masih belum putus asa. Dia kini mencoba membelokkan perhatiannya, bukan terhadap Nabi Ayub, tetapi terhadap isterinya. Isteri Ayub sekarang ini mendapat godaan yang tidak terhingga dari Iblis la’natullahi ‘alaihi. Iblis mencoba mengingat-ingatkan kepada isteri Ayub akan masa-masa yang silam, yang penuh dengan kemeawahan dan kesenangan; Iblis mencoba pula membanding-bandingkan kemewahan dan kesenangan yang silam itu dengan penderitaan dan kepahitan yang sedang mereka alami sekarang ini. Iblis mencoba menanamkan keluh-kesah dan putus asa kepada Rahmah.
Daya-upaya Iblis ini ada juga pengaruhnya sedikit. Pada suatu hari Rahmah duduklah di samping suaminya dan berkata: “Sampai kapan Allah akan menyiksamu, ya Ayub? Ke mana perginya hartabenda kita, ke mana perginya anak-anak dan teman-teman kita? Ke mana tubuhmu yang sehat dan gagah itu?”Alangkah terkejut dan sedihnya hati Ayub mendengar kata-kata isterinya yang mulai berputar pendiriannya itu, kata-kata yang terang menunjukkan hilangnya keimanan dan kesabaran, bahkan kata-kata yang seakan-akan keluar dari jiwa yang tidak kenal Tuhan: kata-kata yang melupakan samasekali segala nikmat dan pemberian Allah yang berlimpah-limpah dalam masa yang panjang. Dia hanya mengingat akan cobaan Allah dalam waktu yang begitu singkat, harta dan anak serta kegagahan di waktu muda saja yang teringat olehnya.
Ayub menjawab kata-kata isterinya dengan rasa pedih dalam hati: ‘Sungguh engkau ini sudah dapat disesatkan syaitan dan Iblis. Engkau menangis atas kemewahan hidup yang telah hilang, anak-anak yang sudah meninggal.” Isterinya menjawab pula: “Kenapa engkau tidak berdo'a kepada Allah untuk melenyapkan kesedihan dan petaka atas dirimu ini." “Berapa tahunkah kita mendapat kesenangan dan bahagia?” tanya Ayub pula. “Selama berpuluh-puluh tahun,” jawab isterinya. “Berapa tahunkah kita menderita?” tanya Nabi Ayub. “Baru tujuh tahun,” jawab isterinya pula. “Karena itu aku malu kepada Allah meminta hilangnya petaka yang baru sebentar ini. Terbukti kepadaku, bahwa engkau sudah goyang pendirian dan menjadi tipis imanmu.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
[21.83] Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang".
[21.83] And (remember the story of) Ayub, when he called to his Lord: "Affliction has befallen me and You are the Most Merciful of the merciful".
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِن ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُم مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ
عِندِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ
[21.84] Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.
Kisah Nabi Idris a.s
Idris atau Nabi Idris a.s. (Arab: إدريس ) adalah salah seorang rasul yang merupakan putra Adam yang pertama kali diberikan hak kenabian oleh Allah setelah Adam sendiri dan Shiyth a.s. (Set menurut Yahudi dan Nasrani). Dalam Alkitab, Idris dikenal dengan nama Henokh.
Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam, putra dari Yarid bin Mihla’iel bin Qinan bin Anusy bin Shiyth bin Adam a.s. yang menjadi keturunan pertama yang diutus menjadi nabi setelah Adam dan Shiyth. Menurut kitab tafsir, beliau hidup 1.000 tahun setelah Nabi Adam wafat.
Nabi Idris dianugerahi kepandaian dalam berbagai disiplin ilmu, kemahiran, serta kemampuan untuk menciptakan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan manusia, seperti pengenalan tulisan, matematika, astronomi, dan lain sebagainya. Menurut suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.
Nabi Idris diperkirakan bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pendoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksa dunia dan akhirat.
Menurut buku berjudul The Prophet of God Enoch: Nabiyullah Idris, Idris adalah sebutan atau nama Arab bagi Enoch, nenek moyang Nabi Nuh. Beliau dinyatakan di dalam Al-Quran sebagai manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahwa Nabi Idris wafat saat beliau sedang berada di langit keempat ditemani oleh seorang malaikat. Beliau hidup sampai usia 82 tahun
1. Nabi Idris Kedatangan Tamu
Nama Nabi Idris as. yang sebenarnya adalah ‘Akhnukh’. Sebab beliau dinamakan Idris, kerana beliau banyak membaca, mempelajari (tadarrus) kitab Allah SWT.
Setiap hari Nabi Idris menjahit qamis (baju kemeja), setiap kali beliau memasukkan jarum untuk menjahit pakaiannya, beliau mengucapkan tasbih. Jika pekerjaannya sudah selesai, kemudian pakaian itu diserahkannya kepada orang yang menempahnya dengan tanpa meminta upah. Walaupun demikian, Nabi Idris masih sanggup beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan. Sehingga Malaikat Maut sangat rindu berjumpa dengan beliau.
Kemudian Malaikat Maut bermohon kepada Allah SWT, agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi Idris as. Setelah memberi salam, Malaikat pun duduk.
Nabi Idris as. mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Apabila waktu berbuka telah tiba, maka datanglah malaikat dari Syurga membawa makanan Nabi Idris, lalu beliau menikmati makanan tersebut.
Kemudian baginda beribadah sepanjang malam. Pada suatu malam Malaikat Maut datang menemuinya, sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan ini bersama-sama.” Tetapi Malaikat itu menolaknya.
Nabi Idris terus melanjutkan ibadahnya, sedangkan Malaikat Maut itu dengan setia menunggu sampai terbit matahari. Nabi Idris merasa hairan melihat sikap Malaikat itu.
Kemudian beliau berkata: “Wahai tuan, mahukah tuan bersiar-siar bersama saya untuk melihat keindahan alam persekitaran? Malaikat Maut menjawab: Baiklah Wahai Nabi Allah Idris.”
Maka berjalanlah keduanya melihat alam persekitaran dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup di situ. Akhirnya ketika mereka sampai pada suatu kebun, maka Malaikat Maut berkata kepada Nabi Idris as.: “Wahai Idris, adakah tuan izinkan saya untuk mengambil ini untuk saya makan? Nabi Idris pun menjawab: Subhanallah, mengapa malam tadi tuan tidak mahu memakan makanan yang halal, sedangkan sekarang tuan mahu memakan yang haram?”
2. Malaekat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris atas permintaannya.
Kemudian Malaikat Maut dan Nabi Idris meneruskan perjalanan mereka. Tidak terasa oleh mereka bahawa mereka telah bersiar-siar selama empat hari. Selama mereka bersahabat, Nabi Idris menemui beberapa keanehan pada diri temannya itu. Segala tindak-tanduknya berbeza dengan sifat-sifat manusia biasa. Akhirnya Nabi Idris tidak dapat menahan hasrat ingin tahunya itu.
Kemudian beliau bertanya: “Wahai tuan, bolehkah saya tahu, siapakah tuan yang sebenarnya? Saya adalah Malaikat Maut.”
“Tuankah yang bertugas mencabut semua nyawa makhluk?” “Benar ya Idris.”
“Sedangkan tuan bersama saya selama empat hari, adakah tuan juga telah mencabut nyawa-nyawa makhluk?”
“Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah saya cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap makanan.”
“Wahai Malaikat, apakah tujuan tuan datang, apakah untuk ziarah atau untuk mencabut nyawaku?”
“Saya datang untuk menziarahimu dan Allah SWT telah mengizinkan niatku itu.”
“Wahai Malaikat Maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, iaitu agar tuan mencabut nyawaku, kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali, supaya aku dapat menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut itu.”
Malaikat Maut pun menjawab: “Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan hanya dengan keizinan Allah.”
Lalu Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut, agar ia mencabut nyawa Idris as. Maka dicabutnyalah nyawa Idris saat itu juga. Maka Nabi Idris pun merasakan kematian ketika itu.
Di waktu Malaikat Maut melihat kematian Nabi Idris itu, maka menangislah ia. Dengan perasaan hiba dan sedih ia bermohon kepada Allah supaya Allah menghidupkan kembali sahabatnya itu. Allah mengabulkan permohonannya, dan Nabi Idris pun dihidupkan oleh Allah SWT kembali.
3. Malaekat Izrail membawaNabi Idris ke Syurga dan ke Neraka
Kemudian Malaikat Maut memeluk Nabi Idris, dan ia bertanya: “Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan merasakan kesakitan maut itu? Bila seekor binatang dilapah kulitnya ketika ia masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit daripadanya. Padahal-kelembutan yang saya lakukan terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa tuan itu, belum pernah saya lakukan terhadap sesiapa pun sebelum tuan. Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada tuan, iaitu saya sungguh-sungguh berhasrat melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada Allah SWT lebih banyak lagi, setelah saya menyaksikan dahsyatnya api neraka itu. Wahai Idris as. saya tidak dapat pergi ke Neraka jika tanpa izin dari Allah SWT.”
Akhirnya Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia membawa Nabi Idris ke dalam Neraka. Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di Neraka itu, Nabi Idris as. dapat melihat semua yang diciptakan Allah SWT untuk menyiksa musuh-musuh-Nya. Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa, kala, api yang membara, timah yang mendidih, pokok-pokok yang penuh berduri, air panas yang mendidih dan lain-lain.
Setelah merasa puas melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris as. berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai hajat yang lain, iaitu agar tuan dapat menolong saya membawa masuk ke dalam Syurga. Sehingga saya dapat melihat apa-apa yang telah disediakan oleh Allah bagi kekasih-kekasih-Nya. Setelah itu saya pun dapat meningkatkan lagi ibadah saya kepada Allah SWT. Saya tidak dapat membawa tuan masuk ke dalam Syurga, tanpa perintah dari Allah SWT.” Jawab Malaikat Maut.
Lalu Allah SWT pun memerintahkan kepada Malaikat Maut supaya ia membawa Nabi Idris masuk ke dalam Syurga.
Kemudian pergilah mereka berdua, sehingga mereka sampai di pintu Syurga dan mereka berhenti di pintu tersebut. Dari situ Nabi Idris dapat melihat pemandangan di dalam Syurga. Nabi Idris dapat melihat segala macam kenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT untuk para wali-waliNya. Berupa buah-buahan, pokok-pokok yang indah dan sungai-sungai yang mengalir dan lain-lain.
Kemudian Nabi Idris berkata: “Wahai saudaraku Malaikat Maut, saya telah merasakan pahitnya maut dan saya telah melihat dahsyatnya api Neraka. Maka mahukah tuan memohonkan kepada Allah untukku, agar Allah mengizinkan aku memasuki Syurga untuk dapat meminum airnya, untuk menghilangkan kesakitan mati dan dahsyatnya api Neraka?”
Maka Malaikat Maut pun bermohon kepada Allah. Kemudian Allah memberi izin kepadanya untuk memasuki Syurga dan kemudian harus keluar lagi. Nabi Idris pun masuk ke dalam Syurga, beliau meletakkan kasutnya di bawah salah satu pohon Syurga, lalu ia keluar kembali dari Syurga. Setelah beliau berada di luar, Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut: “Wahai Malaikat Maut, aku telah meninggalkan kasutku di dalam Syurga.
Malaikat Maut pun berkata: Masuklah ke dalam Syurga, dan ambil kasut tuan.”
Maka masuklah Nabi Idris, namun beliau tidak keluar lagi, sehingga Malaikat Maut memanggilnya: “Ya Idris, keluarlah!. Tidak, wahai Malaikat Maut, kerana Allah SWT telah berfirman bermaksud:
“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati.”
(Ali-Imran: 185)
Sedangkan saya telah merasakan kematian. Dan Allah berfirman yang bermaksud:
“Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi Neraka itu.”
(Maryam: 71)
Dan saya pun telah mendatangi Neraka itu. Dan firman Allah lagi yang bermaksud:
“… Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya (Syurga).”
(Al-Hijr: 48)
Maka Allah menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut itu: “Biarkanlah dia, kerana Aku telah menetapkan di azali, bahawa ia akan bertempat tinggal di Syurga.”
Allah menceritakan tentang kisah Nabi Idris ini kepada Rasulullah SAW dengan firman-Nya bermaksud: “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang tersebut di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (Maryam: 56-57)
4. Idris di dalam Al-Qur’an dan Hadits
Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam Al-Qur’an, dimana ayat-ayat tersebut saling terhubung didalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya’ (Nabi-nabi).
“
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Qur’an 19:56-57)
”
“
Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh.” (Qur’an 21:85-86)
”
Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Muhammad dalam salah satu surga selama Mi’raj.
Diriwayatkan dari Abbas bin Malik: … Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, disana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku). ‘Ini adalah Idris; berilah dia salammu.’ Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. ‘Selamat datang, O saudaraku yang alim dan nabi yang saleh.; … Sahih Bukhari 5:58:227
Idris dipercayai sebagai seorang penjahit berdasarkan hadits ini:
Ibnu Abbas berkata, “Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala.” (dari al-Hakim)
5. Nasihat dan Ajaran
Berikut ini adalah beberapa nasihat dan untaian kata mutiara Nabi Idris.
Kesabaran yang disertai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan.
Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya.
Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan shalatmu.
Janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa.
Taatlah kepada rajamu dan tunduklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karena mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.
http://hbis.wordpress.com
Kisah Khidir dan Musa
Nabi Khidir ditugaskan membimbing Nabi Musa yang hidup dizamannya, sebagaimana kita sekarang wajib menyampaikan dakwah kepada orang lain disekeliling kita. Beliau tidak dikurniakan Mukjizat seperti Nabi Musa sebaliknya diajarkan ilmu secara Laduni. Hal ini turut dimiliki Para Wali Allah dan Alim Ulama yang dianugerahkan Allah Ilmu Makrifat serta Kasyaf. Golongan ini selalu berhati-hati untuk tidak membusungkan dada dengan Ilmu yang mereka miliki. Sifat Warak dan merendah diri pada beliau inilah yang diamalkan oleh para Wali Allah seperti Syekh Abdul Qadir Jailani yang namanya senantiasa disebut-sebut sampai hari ini walaupun telah wafat ribuan tahun yang lampau.
Salah satu kisah Al-Qur’an yang sangat mengagumkan dan dipenuhi dengan misteri, kisah seorang hamba yang Allah SWT memberinya rahmat dari sisi-Nya dan mengajarinya ilmu. Yang mana kisah tersebut terdapat dalam surah al-Kahfi di mana ayat-ayatnya dimulai dengan cerita Nabi Musa, yaitu:
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: ‘Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan-jalan sampai bertahun-tahun.” (QS. al-Kahfi: 60)
Kalimat yang samar menunjukkan bahwa Musa telah bertekad untuk meneruskan perjalanan selama waktu yang cukup lama kecuali jika beliau mampu mencapai majma’ al-Bahrain (pertemuan dua buah lautan). Seandainya tempat itu harus disebutkan niscaya Allah SWT akan rnenyebutkannya. Namun Al-Qur’an al-Karim sengaja menyembunyikan tempat itu, sebagaimana Al-Qur’an tidak menyebutkan kapan itu terjadi. Begitu juga, Al-Qur’an tidak menyebutkan nama-nama orang-orang yang terdapat dalam kisah itu karena adanya hikmah yang tinggi yang kita tidak mengetahuinya. Kisah tersebut berhubungan dengan suatu ilmu yang tidak kita miliki, karena biasanya ilmu yang kita kuasai berkaitan dengan sebab-sebab tertentu. Dan tidak juga ia berkaitan dengan ilmu para nabi karena biasanya ilmu para nabi berdasarkan wahyu. Kita sekarang berhadapan dengan suatu ilmu dari suatu hakikat yang samar; ilmu yang berkaitan dengan takdir yang sangat tinggi; ilmu yang dipenuhi dengan rangkaian tabir yang tebal. Di samping itu, bahkan Al-Qur’an sengaja menyembunyikan pahlawan dari kisah ini.
Allah SWT mengisyaratkan hal tersebut dalam firman-Nya:
“Seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”(QS. al-Kahfi: 65)
Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan siapa nama hamba yang dimaksud, yaitu seorang hamba yang dicari oleh Musa AS agar ia dapat belajar darinya. Nabi Musa adalah seorang yang diajak bebicara langsung oleh Allah SWT dan ia salah seorang ulul azmi dari para rasul. Beliau adalah pemilik mukjizat tongkat dan tangan yang bercahaya dan seorang Nabi yang Taurat diturunkan kepadanya tanpa melalui perantara. Namun dalam kisah ini, beliau menjadi seorang pencari ilmu yang sederhana yang harus belajar kepada gurunya dan menahan penderitaan di tengah-tengah belajarnya itu yang didalam hadis yang suci disebutkan bahwa ia adalah Khidir as. Musa berjalan bersama hamba yang menerima ilmunya dari Allah SWT tanpa sebab-sebab penerimaan ilmu yang biasa kita ketahui. Mula-mula Khidir menolak ditemani oleh Musa. Khidir memberitahu Musa bahwa ia tidak akan mampu bersabar bersamanya. Akhirnya, Khidir mau ditemani oleh Musa tapi dengan syarat, hendaklah ia tidak bertanya tentang apa yang dilakukan Khidir sehingga Khidir menceritakan kepadanya. Khidir merupakan simbol ketenangan dan diam; ia tidak berbicara dan gerak-geriknya menimbulkan kegelisahan dan kebingungan dalam diri Musa. Sebagian tindakan yang dilakukan oleh Khidir jelas-jelas dianggap sebagai kejahatan di mata Musa; sebagian tindakan Khidir yang lain dianggap Musa sebagai hal yang tidak memiliki arti apa pun; dan tindakan yang lain justru membuat Musa bingung dan membuatnya menentang. Meskipun Musa memiliki ilmu yang tinggi dan kedudukan yang luar biasa namun beliau mendapati dirinya dalam keadaan kebingungan melihat perilaku hamba yang mendapatkan karunia ilmunya dari sisi Allah SWT.
Ilmu Musa yang berlandaskan syariat menjadi bingung ketika menghadapi ilmu hamba ini yang berlandaskan hakikat. Syariat merupakan bagian dari hakikat. Terkadang hakikat menjadi hal yang sangat samar sehingga para nabi pun sulit memahaminya. Kisah ini menunjukam bahwa adanya hamba-hamba Allah SWT yang bukan termasuk nabi dan syuhada namun para nabi dan para syuhada “cemburu” dengan ilmu mereka. Kisah ini di awali pada saat Nabi Musa as berbicara di tengah-tengah Bani Israil. Ia mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT dan menceritakan kepada mereka tentang kebenaran. Setelah beliau menyampaikan pembicaraannya, salah seorang Bani Israil bertanya: “Apakah ada di muka bumi seseorang yang lebih alim darimu wahai Nabi Allah?” Dengan nada emosi, Musa menjawab: “Tidak ada.” Allah SWT tidak setuju dengan jawaban Musa. Lalu Allah SWT mengutus Jibril untuk bertanya kepadanya: “Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui di mana Allah SWT meletakkan ilmu-Nya?” Musa mengetahui bahwa ia terburu-buru mengambil suatu keputusan. Jibril kembali berkata kepadanya: “Sesungguhnya Allah SWT mempunyai seorang hamba yang berada di majma’ al-Bahrain yang ia lebih alim daripada kamu.” Musa bertanya bagaimana ia dapat menemui orang alim itu. Kemudian ia mendapatkan perintah untuk pergi dan membawa ikan di keranjang. Ketika ikan itu hidup dan melompat ke lautan maka di tempat itulah Musa akan menemui hamba yang alim. Akhirnya, Musa sampai di tempat di mana ikan itu melompat. Di sanalah mereka mendapatkan seorang lelaki yang dijelaskan oleh Al-Qur’an:
“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba -hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahrnat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. “
Inilah aspek yang penting dalam kisah itu. Kisah itu terfokus pada sesuatu yang ada di dalam jiwa, bukan tertuju pada hal-hal yang bersifat fisik atau lahiriah. Allah SWT berfirman:
“Maka tatkala mereka berjalan sampai ke pertemuan dua buah laut itu, maka mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: ‘Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya kita merasa letih karena perjalanan hita ini.’ Muridnya menjawab: ‘Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.’ Musa berkata: ‘Itulah (tempat) yang kita cari; lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. “(QS. al-Kahfi: 61-65)
Firman Allah SWT dalam surah al-Kahfi:
“Musa berkata kepadanya: ‘Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?’ Dia menjawab: ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?’ Musa berkata: ‘Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.’ Dia berkata: ‘Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.’” (QS. al-Kahfi: 66-70)
Allah SWT berfirman:
“Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir melobanginya. Musa berkata: ‘Mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya hamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.’ Dia (Khidir) berkata: ‘Bukankah aku telah berkata: ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku.’ Musa berkata: ‘Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.’ Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidir membunuhnya. Musa berkata: ‘Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar.’ Khidir berkata: ‘Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku?’ Musa berkata: ‘Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah engkau memperbolehkan aku menyertairnu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku.’ Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. Musa berkata: ‘Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.’ Khidir berkata: ‘Inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin dan kami khawatir bahwa dia ahan mendorong orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereha mengganti bagi mereka dengan anak yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam dari hasih sayangnya (kepada ibu dan bapaknya). Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya seseorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakuhannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.’” (QS. al-Kahfi: 71-82)
Hamba saleh itu menyingkapkan dua hal pada Musa: ia memberitahunya bahwa ilmunya, yakni ilmu Musa sangat terbatas, kemudian ia memberitahunya bahwa banyak dari musibah yang terjadi di bumi justru di balik itu terdapat rahmat yang besar.
Demikianlah bahwa nikmat terkadang membawa sesuatu bencana dan sebaliknya, suatu bencana terkadang membawa nikmat. Banyak hal yang lahirnya baik temyata justru di balik itu terdapat keburukan. Mula-mula Nabi Allah SWT Musa menentang dan mempersoalkan tindakan hamba Allah SWT tersebut, kemudian ia menjadi mengerti ketika hamba Allah SWT itu menyingkapkan kepadanya maksud dari tindakannya dan rahmat Allah SWT yang besar yang tersembunyi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.
http://bias.web.id
Wednesday, June 2, 2010
Keagungan dan Kemuliaan Akhlak Nabi Muhammad SAW II
Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa
perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk
keperluan keluarga maupun untuk dijual.
Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah
siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing
lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.
Sayidatina ‘Aisyah menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga.Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sembahyang.”
Pernah baginda pulang pada waktu pagi. Tentulah baginda amat lapar
waktu itu. Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan. Yang
mentah pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka
Nabi bertanya,
“Belum ada sarapan ya Khumaira?” (Khumaira adalah panggilan mesra untuk
Sayidatina ‘Aisyah yang berarti ‘Wahai yang kemerah-merahan’)
Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah lantas berkata,
”Kalau begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit tergambar rasa kesal di wajahnya.
Pernah baginda bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik dan lemah lembut terhadap isterinya.”
Prihatin, sabar dan tawadhuknya baginda sebagai kepala keluarga.
Pada suatu ketika baginda menjadi imam solat. Dilihat oleh para
sahabat, pergerakan baginda antara satu rukun ke satu rukun yang lain
amat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi menggerutup seolah-olah
sendi-sendi pada tubuh baginda yang mulia itu bergeser antara satu sama
lain. Sayidina Umar yang tidak tahan melihat keadaan baginda itu
langsung bertanya setelah selesai bersembahyang :
“Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah tuan menanggung penderitaan yang amat berat, tuan sakitkah ya Rasulullah?”
“Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat dan segar”
“Ya Rasulullah… mengapa setiap kali tuan menggerakkan tubuh,
kami mendengar seolah-olah sendi bergesekan di tubuh tuan?
Kami yakin engkau sedang sakit…”
desak Umar penuh cemas.
Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut.
Perut baginda yang kempis, kelihatan dililiti sehelai kain yang berisi
batu kerikil, buat menahan rasa lapar. Batu-batu kecil itulah yang
menimbulkan bunyi-bunyi halus setiap kali bergeraknya tubuh baginda.
“Ya Rasulullah! Adakah bila tuan menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya buat tuan?”
Lalu baginda menjawab dengan lembut, ”Tidak para sahabatku. Aku
tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan
aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi
beban kepada umatnya?” “Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH
buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini
lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
Baginda pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang penuh kudis, miskin dan kotor.
Hanya diam dan bersabar bila kain rida’nya direntap dengan kasar oleh seorang Arab Badwi hingga berbekas merah di lehernya.
Dan dengan penuh rasa kehambaan baginda membasuh tempat yang
dikencingi si Badwi di dalam masjid sebelum menegur dengan lembut
perbuatan itu.
Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa kehambaan dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ketuanan.
Anugerah kemuliaan dari ALLAH tidak dijadikan sebab untuk merasa
lebih dari yang lain, ketika di depan umum maupun dalam keseorangan.
Ketika pintu Syurga telah terbuka, seluas-luasnya untuk baginda,
baginda masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus
beribadah, hingga pernah baginda terjatuh, lantaran kakinya sudah
bengkak-bengkak. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemahuan jiwanya
yang tinggi.
Bila ditanya oleh Sayidatina ‘Aisyah, “Ya Rasulullah, bukankah
engkau telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah
begini?”
Jawab baginda dengan lunak, “Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah
seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.”
Rasulullah s. a. w. bersabda, “Sampaikan pesanku walau sepotong ayat”
Muhammad SAW dan Pengemis Buta
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap
harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai
saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu
pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka
kalian akan dipengaruhinya.”
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan
membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW
menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan
pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah
Rasulullah SAW yang dihinanya setiap hari. Rasulullah SAW melakukan hal
ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tidak ada lagi orang yang
membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu
hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke
rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri
Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah
kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah RA menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah
dan hampir tidak ada satu pun kebiasaan Rasulullah yang belum ayah
lakukan kecuali satu saja.” “Apakah Itu?,” tanya Abubakar RA. “Setiap
pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan
makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana,” kata
Aisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan
untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis
itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai
menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, ”Siapakah kamu?”
Abubakar RA menjawab, ”Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).”
”Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis
buta itu.
”Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan
tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu
selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut,
setelah itu ia berikan padaku,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil
berkata kepada pengemis itu, ”Aku memang bukan orang yang biasa datang
padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu
telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”
Mendengar penjelasan Abubakar RA, seketika itu juga pengemis itu
meledak tangisnya, sangat menyesal, dan dalam basahnya air mata ia
berkata, ”Benarkah itu? Selama ini aku selalu menghinanya,
memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia
mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia,
begitu agung…. ”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
http://www.hilman.web.id
Subscribe to:
Posts (Atom)